Trending

Abu Faris Ad Dahdah : Melipat Nahwu dalam Tabel


Antoine-Robert El Dahdah, yang lebih dikenal dengan julukan Abu Faris Ad Dahdah, adalah seorang tokoh linguistik luar biasa yang datang dari keluarga Kristen Maronit Lebanon. Beliau mendedikasikan hidupnya untuk menyederhanakan kompleksitas tata bahasa Arab (ilmu nahwu) melalui inovasi briliannya: "Tata Bahasa Arab dalam Tabel dan Bagan". 

Di usianya yang ke-88, semangat belajarnya tak pernah padam. Abu Faris Ad Dahdah terus berkarya, meninggalkan warisan signifikan dalam dunia linguistik Arab. Kemampuannya yang istimewa dalam mengubah ilmu nahwu yang rumit menjadi kemudahan visual dan logis inilah yang membuat saya sangat tertarik padanya, dan menjulukinya sebagai sosok yang mampu "Melipat Nahwu dalam Tabel".

Perjalanan Hidup Penuh Dedikasi

General Antoine El-Dahdah adalah cerminan dari bagaimana berbagai pengalaman hidup dapat membentuk seorang intelektual yang unik. Lahir dari keluarga Maronit Lebanon kuno, keluarga Dahdah dikenal sebagai bangsawan yang dermawan, sebuah nilai yang mungkin turut membentuk karakternya.

Karir awalnya dimulai di dunia militer. Pada usia 18 tahun, beliau memilih untuk mengabdikan diri pada negaranya melalui militer. Pendidikan di sekolah militer bergengsi di Inggris (Royal School of Artillery), Prancis (Naval School of Brest), dan Amerika Serikat (General Staff School) memberinya pelajaran tak ternilai. Beliau belajar tentang respons cepat, pentingnya prediksi dalam pengambilan keputusan, serta disiplin dan metode yang ketat dalam setiap tindakan. Pengalamannya sebagai ajudan Presiden Camille Chamoun di usia muda dan kemudian sebagai Direktur Keamanan Umum pada tahun 1971, semakin mematangkan pemahamannya tentang tanggung jawab dan pentingnya ketiadaan pengecualian dalam pelaksanaan aturan.

Titik balik yang tak terduga datang saat beliau memasuki dunia diplomatik. Setelah ditunjuk sebagai Duta Besar Lebanon untuk Brasil, El-Dahdah memanfaatkan masa tunggu sebelum keberangkatannya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arabnya. Tujuannya agar bisa menyampaikan pidato resmi dalam bahasa Arab di hadapan komunitas Lebanon yang besar di Brasil. Namun, di sinilah beliau menemukan "cinta pada pandangan pertama" terhadap bahasa Arab. Beliau menyadari betapa ilmiahnya bahasa ini, namun betapa kasarnya nahwu sering disampaikan kepada masyarakat. Kesadaran inilah yang menanamkan benih tekad untuk menyederhanakan tata bahasa Arab.

Koleksi Buku tentang konjugasi dan tata bahasa Arab (sc : prestigemag.co)
  

Inovasi dalam Tata Bahasa Arab: Tabel dan Bagan

Dari kecintaannya yang mendalam pada bahasa Arab dan pengamatannya terhadap metode pengajaran yang ada, Abu Faris Ad Dahdah bertekad untuk mengambil tantangan dengan membuat tata bahasa Arab yang skematis, mudah dibaca, dan dipahami. Hasilnya adalah buku pertamanya yang revolusioner, "A Dictionary of Arabic Grammar in Charts and Tables", yang diterbitkan pada tahun 1979, sebelum keberangkatannya ke Brasil.

Buku ini menjadi ciri khas Antoine El Dahdah, yaitu penggunaan tabel dan bagan. Beliau menjelaskan tata bahasa Arab dengan cara yang visual dan logis, membuatnya mudah dipahami dan diingat. Pendekatan ini adalah terobosan, karena beliau adalah orang pertama pada tahun 1980 yang menerjemahkan tata bahasa Arab dengan mengikuti konsep dan ekspresi Arab itu sendiri, bukan sekadar terjemahan literal yang seringkali kehilangan nuansa khas bahasa Arab.

Revolusi dalam Tata Bahasa Arab dan Fondasi Komputerisasi Bahasa

Karya-karya Antoine El-Dahdah merevolusi cara tata bahasa Arab dipahami dan diajarkan. Beliau adalah orang pertama pada tahun 1980 yang menerjemahkan tata bahasa Arab dengan mengikuti konsep dan ekspresi Arab yang otentik, berbeda dengan para orientalis sebelumnya yang seringkali menerjemahkan melalui lensa bahasa mereka sendiri.

Kembalinya ke Lebanon memicu tantangan baru: menyusun buku tentang konjugasi kata kerja bahasa Arab yang serupa dengan Bescherelle Prancis. Setelah penelitian mendalam, beliau menemukan bahwa kata kerja Arab memiliki organisasi yang hebat, sederhana, dan ilmiah, sebuah kualitas yang tidak ditemukan dalam bahasa lain. El-Dahdah kemudian menyusun dua buku tentang konjugasi kata kerja Arab, mengembangkan nomenklatur numerik untuk mendefinisikan masing-masing dari 22.852 kata kerja. Ini adalah langkah fundamental yang meletakkan dasar bagi bahasa Arab untuk dapat masuk ke dalam sistem komputer melalui pintu depan.

Membangun Jembatan Digital dan Analisis Al-Qur'an

Dengan bantuan putranya, Fares, seorang profesor di Rice Houston, Antoine El-Dahdah menjelajahi dunia penerbitan daring. Beliau berhasil menerbitkan enam Al-Qur'an dengan sintaksis melalui platform "Lulu.com", yang banyak diminati di Amerika Serikat, Kanada, Pakistan, dan Indonesia.

Setelah menulis lima belas buku tentang tata bahasa Arab, beliau menyadari adanya celah dalam karyanya: ketiadaan analisis gramatikal Al-Qur'an yang ringkas. Melihat bahwa analisis Al-Qur'an oleh para ahli tata bahasa Arab terkemuka bisa mencapai lima belas jilid, El-Dahdah bertekad untuk menciptakan analisis Al-Qur'an dalam satu jilid saja. Setelah enam bulan penelitian intensif, beliau berhasil menemukan metode dan menyelesaikan pekerjaan tersebut, menjadikannya referensi yang mudah diakses.

Ibrah dari Kisah Abu Faris Ad Dahdah

Kisah hidup Abu Faris Ad Dahdah menawarkan banyak pelajaran berharga:

  1. Semangat Belajar Sepanjang Hayat
    Di usia senja, beliau masih menunjukkan semangat belajar yang tinggi, membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus mencari ilmu dan berinovasi.
  2. Disiplin dan Metode
    Latar belakang militernya membentuk disiplin dan metode yang kuat, yang kemudian beliau terapkan dalam memecahkan masalah kompleks dalam tata bahasa Arab. Ini menunjukkan bahwa pendekatan yang terstruktur dapat menghasilkan solusi yang efektif.
  3. Cinta dan Dedikasi
    Kecintaannya yang mendalam pada bahasa Arab menjadi pendorong utama di balik semua karya dan inovasinya. Dedikasi yang tulus terhadap suatu bidang akan menghasilkan karya yang luar biasa.
  4. Inovasi dalam Pendidikan
    Abu Faris Ad Dahdah melihat celah dalam metode pengajaran tata bahasa Arab yang ada dan berani menciptakan pendekatan baru melalui tabel dan bagan. Ini menekankan pentingnya inovasi dalam pendidikan untuk membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan dipahami.
  5. Visi Jauh ke Depan
    Kekhawatirannya tentang fragmentasi bahasa Arab di era digital dan advokasinya untuk pembentukan Akademi Arab menunjukkan visi jauh ke depan untuk pelestarian dan pengembangan bahasa.
  6. "If you don't progress, you regress."
    Moto hidupnya adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya kemajuan berkelanjutan. Stagnasi berarti kemunduran, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Abu Faris Ad Dahdah adalah contoh nyata bagaimana disiplin militer dan humanisme dapat berpadu untuk menghasilkan karya-karya yang akan menandai tata bahasa Arab. Beliau telah menyederhanakan yang kompleks, membuatnya mudah diakses, dan meletakkan dasar bagi masa depan bahasa Arab di era digital.

Ditulis oleh:  HN Sidik


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak